Apa betul ABRAHAM mau didongkel? Oleh siapa?


PERLU DIKETAHUI BAHWA Johan orang tua di KPK, lebih senior dari yang lain.

Itu sebabnya Johan nampak paling matang, paling tenang dan paling berdarah dingin.

Tentu itu bagus buat KPK sebab dengan itu KPK nampak "terkelola", itulah jasa Johan..

Sesuatu apabila sudah dikatakan oleh Johan sepertinya semua sudah beres, Media mengangguk-angguk tanda percaya.

Dari semua wajah yang paling populer hari ini selain wajah SBY maka wajah Johan juga TOP.

Sekali lagi Johan membuat KPK nampak mantap.

Tapi, bagaimana kalau di balik wajah tenang itulah KPK menyimpan masalah?...

Reaksi seperti ini bukan yang pertama terjadi. Bayangkan soal status Siti Chalimah Fadjriah (SCF) yang sudah disebut tersangka CENTURY oleh Abraham tahun lalu.

Tiba2 seperti meralat sang ketua, Johan mengatakan belum tersangka karena yang bersangkutan sedang sakit.

Padahal sebagai orang yang mengerti kasus ini, mungkin saja KPK menetapkan status tersangka seseorang tanpa pernah diperiksa.

Bukankah KPK menjadikan tersangka Nazar, LHI dan sederet nama lainnya tanpa pernah diperiksa?

Tapi, kenapa Abraham yang akhirnya mengalah dan Johan benar?

Artinya Johan lebih memiliki kepercayaan diri dan terintegrasi dengan kekuatan inti KPK.

Sementara Abraham nampaknya tidak mengakar dan lama2 makin nampak lonely.


Jangan lupa, Johan adalah sarjana teknik lulusan TEMPO karena itu sebetulnya dia bukan orang Hukum.

Nalar PR Johan banyak dibentuk oleh karir jurnalis investigatif ketimbang bahasa hukum yang pasti.

Dan sekali lagi, Johan sukses membuat KPK tidak pernah nampak kehabisan bahan, enak ditonton dan perlu.

Padahal, Johan sendiri secara etika pernah diadili di dalam KPK karena berjumpa Anas dan Nazar di rumahnya.

Dan itu membuat Johan gagal mencalonkan diri sebagai calon pimpinaninan KPK periode Abraham.

Panitia seleksi menggugurkan pencalonan Johan karena dianggap ada masalah etika.

Tapi kenapa dipertahankan menjadi jurubicara dan PR? Bukankah seharusnya soal etikanya tidak hilang?

Apalagi kalau dibaca UU 30/2002 tentang KPK sebetulnya petugas yang bertemu dengan pihak yang berperkara di KPK bukan sekedar masalah etika.Tapi kenapa Johan begitu kuat?

Apalagi melihat sikap Johan yang sering lebih mewakili bahkan dibanding pimpinaninan KPK.

Sebagai contoh soal skandal sprindik dan Kudeta Abraham. Pembocoran dokumen sprindik adalah kriminal, membocorkan rahasia negara.

Dan karena kepentingan menjaga nama baik KPK maka pimpinaninan membentuk komite etik.

Meski itu dianggap lucu karena seperti jeruk makan jeruk, tetapi Johan seperti para die hard KPK lainnya anggap itu remeh.

Menurut mereka dokumen bocor itu bukan sprindik dan tidak perlu dipersoalkan, apalagi dilaporkan ke polisi.

Lebih aneh lagi, polisi juga tidak berani mengusut kasus ini. Kubu Anas sudah melapor tapi tidak digubris.

polisi takut rupanya. Tapi, ketua KPK kini mengeluh secara terbuk dan Johan meremehkannya.

Apa makna dua sikap di dalam KPK ini dan mana yang merupakan keadaan sebenarnya?

Abraham mengeluh karena pasti dia merasa tersuduntukan, oleh siapa?

Kalau oleh orang dalam maka pasti ini akan merusak nama KPK selain kalau tuduhan itu berhasil dialamatkan ke Abraham.

Kalau Abraham kena, maka sukses sebuah percobaan Kudeta Abraham seperti yang dia sinyalir.

Dan lihat respon Johan pasti dia akan katakan bahwa KPK DISERANG. CURRUPTOR FIGHT BACK DLL.

Sehingga, tugas jubir adalah melemparkan semua kasus didalam KPK sebagai serangan dari luar kepada KPK.

Tapi, masalahnya kenapa ada pembocoran sprindik, kenapa Abraham merasa diserang dan ini permainan siapa?

Ingatkan kembali beberapa peristiwa antara pimpinaninan KPK.

Zaman Ruki (KPK jilid I) Amin Sinaryadi (salah satu pimpinaninan) menyadap Ruki dalam kasus bulog.

Zaman Antasari (KPK jilid II) menyuruh Chandra menyadap Nasruddin dan Rani (pacar Antasari) tanpa perkara.

Zaman Abraham (KPK jilid III) Abraham mensinyalir ada kudeta terhadap dirinya via kasus sprindik.

Belum lagi kasus2 lain soal aktifitas KPK menyadap lembaga kepolisian dan kejaksaan dalam peristiwa cecakbuaya.

Dan semua ini adalah peristiwa internal murni. Tetapi selalu saja dianggap ini serangan luar pada KPK.

Tentu ada yang tidak terjawab yaitu soal apakah Johan hanya seorang JUBIR dan humas?

Dan tentunya kenapa Abraham merasa terancam padahal kasus sprindik masalah internal.

Siapakah di dalam KPK yang memiliki kekuatan mengancam selain Abraham?

Ataukah Johan yang sangat kuat itu ditopang oleh kekuatan lain?

Kembali sedikit ke isu awal, bagaimana Johan dengan mudahnya menjawab isu kudeta terhadap Abraham dengan "namanya kudeta pasti pakai senjata".

No comments:

Post a Comment