Ada Manipulasi Tingkat Tinggi dari AS

Sidang Ba'asyir
Burks: Ada Manipulasi Tingkat Tinggi dari AS

Gatra, Jakarta, 13 Januari 2005

Mantan penerjemah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Frederick Burks (46) merasa kurang yakin kalau Abu Bakar Ba'asyir bersalah, sekaligus menilai, ada manipulasi tingkat tinggi dari AS.

"Ada oknum pejabat di pemerintahan Amerika yang ingin supaya kelihatan bahwa teror itu ganas sekali. Padahal, teror itu sebenarnya tidak begitu banyak, tapi dibesarkan, dibuat semacam momok untuk menakuti-nakuti seluruh umat di dunia ini, supaya mereka mendukung perang," ujar mantan penerjemah pertemuan Presiden George W Bush dan Presiden Megawati, beberapa waktu lalu di Washington itu kepada wartawan, seusai sidang Ba'asyir yang digelar Pengadilan Negeri Jaksel, Kamis di Jakarta.
Warga negara AS yang kini jadi peneliti itu mengaku cukup yakin bahwa ada intervensi pemerintahnya dalam kasus terorisme yang didakwakan pada Amir Majelis Mujahidin Indonesia, sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki ini.

Sebagaimana disebutkan dalam artikel harian The Washington Post edisi 9 Desember 2004, Fred Burks menyatakan bahwa dalam pertemuan itu, Bush meminta pemerintah RI menyerahkan Ba`asyir kepada Pemerintah AS, namun Megawati menolak permintaan tersebut.

Burks kepada koran itu mengungkapkan, tiga pekan sebelum terjadinya bom Bali, diadakan pertemuan rahasia di rumah Megawati di Jalan Teuku Umar Jakarta, pada 16 September 2002, yang dihadiri Ralph R. Boyce, duta besar AS untuk Indonesia pada saat itu, Karen Brooks, direktur Asia dari National Security Council, dan dirinya.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit itu pihak AS kembali meminta agar Ba`asyir diserahkan kepada Amerika karena terkait jaringan Al-Qaeda, namun permintaan tersebut kembali ditolak oleh Megawati.

Tak takut teror

Meski telah mengeluarkan pernyataan kontroversial, Burks sama sekali tak takut ancaman dari pihak mana pun. "Saya tidak pernah diancam, karena saya percaya benar kepada Tuhan, dan Tuhan akan selalu membimbing saya. Saya tidak takut, dan yakin tidak akan terjadi apa pun," kata Burks, yang baru pertama kali ini bertemu langsung Ba'asyir, dan bersaksi selama satu jam itu.

Burks yakin, Islam tak identik dengan teror. Malah, ia menjamin, hampir semua orang Amerika yang tidak memercayai bahwa Islam identik dengan teror.

Namun, menjawab pertanyaan wartawan tentang penilaian dia, siapa kira-kira pembuat teror sebenarnya, Burks mengaku sulit menjawabnya. "Ya itu cukup rumit kalau menjawab itu," katanya.

No comments:

Post a Comment