Lima Senjata Ampuh Ratu Atut Kuasai Banten



Keluarga besar Ratu Atut hampir semuanya menjadi pejabat teras di Banten. Tak heran, banyak yang menyebut kekuasaan Atut di Banten bak dinasti.

Namun kini Dinasti yang telah lama dibangun mulai diterpa prahara. Ratu Atut dicegah keluar negeri oleh Kemenkum HAM atas permintaan KPK. Sebelumnya KPK juga menangkap adik Atut , Tubagus Chaeri Dharmawan alias Wawan karena diduga menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi non aktif, Akil Mochtar. Meski Atut sudah dicegah, terlalu dini untuk menyebut Dinasti Atut bakal tumbang. 

Atut diyakini memiliki lima 'senjata ampuh' yang masih tertancap kuat di Banten. Selama senjata itu masih dipegang keluarga Atut , dinasti nya masih akan bercokol di Banten.
Berikut lima senjata ampuh Ratu Atut untuk mempertahankan kekuasaannya di Banten:

1. Dekati ulama dengan haji dan umroh gratis
Ratu Atut dan keluarganya sadar betul bahwa salah patronase di Banten adalah kaum ulama. Para alim ulama pun didekati untuk mendukung Atut. Ulama dan kaum menengah di Banten yang kritis dibungkam secara halus. Setumpuk fasilitas diberikan kepada mereka. Kelas menengah disuguhi fasilitas, ulama diberi umroh gratis, haji gratis dan itu sampai ke ulama-ulama di kampung-kampung, akademisi juga diberi fasilitas dan faktanya itu berhasil.

2. Tundukkan jawara jadikan centeng
Patronase kedua yang dipandang warga Banten adalah jawara. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena Banten selama ini identik dengan para jawara. Para dedengkot jawara Banten pun didekati oleh Atut. Kini para jawara Banten duduk sebagai anggota Kadin Banten. Mereka pun kecipratan proyek di Banten. Kadin Banten ini kan yang menggarap semua proyek yang ada di Banten. Semua proyek di Banten dipegang oleh Kadin Banten.

3. Media lokal ditekan
Dalam memimpin Provinsi Banten, Ratu Atut sangat hegemoni dan anti kritik. Bahkan media lokal di Banten pun ditekan dan dibungkam oleh Atut. Suara masyarakat ditekan dan dibungkam, ini untuk mencegah idealis di tingkat lokal. Pers lokal juga tidak berfungsi sebagai mestinya, tidak kritis terhadap penguasa, semua ditekan. Tidak hanya pers, masyarakat menengah yang lebih melek pendidikan juga ditekan. Namun mereka ditekan dengan cara-cara yang lebih halus.

4. Kekerasan pun dipakai
Selain memainkan peran ulama dan jawara, Dinasti Atut juga sering menggunakan cara kasar. Intimidasi pun bukan hal baru. Pendekatan secara fisik ini sudah dilakukan sejak zaman Tb Chasan Chosib yang tak lain adalah ayah dari Ratu Atut. Ayah gubernur Atut itu jawara yang sesungguhnya, Yang kuat jaringan di Banten, yang menggunakan kekuatan fisik di masyarakat, menekan masyarakat dan termasuk digunakan untuk bisnisnya.

5. Uang yang tidak terbatas
Dinasti Atut tidak akan berjalan tanpa sokongan dana yang besar. Meski sudah mendapat dukungan dari ulama dan jawara, faktor uang juga dinilai besar pengaruhnya. Dalam beberapa pilkada di Banten, money politics kerap dilaporkan lawan politik dinasti Atut. Namun hal itu sia-sia saja. Ada fakta, di Pilkada Tangsel di ulang, Pandeglang diulang dan meskipun kecurangan bisa dibuktikan, tetapi mereka tetap menang. Ini karena secara ekonomi mereka masih kuat.

No comments:

Post a Comment